Akhir-akhir ini udara di sekitar kita terasa sangat dingin dengan adanya fenomena Aphelion, terlebih jika malam hari sampai menjelang pagi. Hal ini bukan hanya terjadi di Indonesia saja, tapi juga di negara lainnya, di Vietnam misalnya udara dingin sudah menewaskan 8 orang dan ribuan ternak lainnya.
Suhu dingin adalah adalah kondisi dimana suhu udara berada jauh di bawah normal, suhu dingin ini dapat memicu timbulnya berbagai gangguan kesehatan pada manusia, apalagi jika daya tahan tubuh sedang tidak fit.
Berikut adalah beberapa gangguan kesehatan yang dapat diakibatkan oleh udara atau cuaca dingin :
1. Alergi Udara Dingin
Alergi udara dingin sering kali dianggap sebagai flu. Anggapan yang salah ini dapat mengakibatkan kita meminum obat yang tidak tepat. Walaupun bahaya yang ditimbulkan oleh kekeliruan minum obat ini bisa dibilang cukup minor, akan tetapi jika ini berulang terus menerus tentu akan dapat mengakibatkan gangguan pada fungsi tubuh juga, dalam hal ini terutama memperberat kerja hepar.
Sebenarnya cukup gampang membedakan flu dan alergi dingin. Poin-poin perbedaan tersebut adalah sebagai berikut :
- Demam: penderita alergi udara dingin biasanya tidak menunjukkan gejala demam, sedangkan penderita flu biasanya menunjukkan gejala demam.
- Tenggorokan: penderita alergi cenderung merasa gatal pada tenggorokan, sedang penderita flu biasanya diikuti sakit tenggorokan.
- Pembengkakan di sekitar leher: pembengkakan kecil diakibatkan oleh membengkaknya limfo nodi, biasanya dialami oleh penderita flu.
- Lemas: penderita flu cenderung lebih terlihat lemas dibanding penderita alergi.
- Mata merah dan berair: reaksi alergi juga dapat disertai mata merah dan berair krn alergi yg juga terjadi di area mata.
- Bersin: penderita alergi biasanya bersin dalam waktu yg sering, dan diikuti rasa gatal-gatal dihidung.
- Batuk: penderita alergi batuk lebih banyak daripada penderita flu.
- Waktu: flu biasanya akan sembuh dengan sendirinya setelah beberapa minggu, sedangkan alergi terjadi terus menerus sepanjang penderita terpapar alergen (udara dingin).
- Riwayat keluarga: penderita alergi biasanya juga memiliki keluarga yang menderita alergi sama.
Pencegahan Alergi
Cara yang paling mudah dan praktis untuk menghidari alergi udara dingin adalah menggunakan baju yang tebal ketika udara sedang dingin dan usahakan untuk berkumur-kumur dengan air hangat untuk menghilangkan gatal-gatal pada tenggorokan.
2. Hypotermia
Penurunan suhu tubuh (kedinginan) dari suhu normal apabila tidak segera ditangani akan berakibat fatal atau gangguan medis yang terjadi dalam tubuh dimana terjadi penurunan temperatur tubuh secara tidak wajar disebabkan tubuh tidak mampu lagi memproduksi panas untuk mengimbangi dan menggantikan panas tubuh yang hilang dengan cepat karena pengaruh suhu rendah dari lingkungan sekitar. Situasi tersebut menjadikan temperatur tubuh turun dengan cepat dari 37° Celcius (temperatur normal) seecara keseluruhan turun hingga dibawah 35° C. Dan selanjutnya kematian bisa terjadi bila temperatur tubuh terus semakin turun drastis hingga dibawah 30° C.
Kalau terus di situasi tersebut tanpa intervensi atau perubahan situasi, suhu tubuh akan terus menurun lagi sampai akhirnya tidak bisa membantu diri sendiri. Semangat saja tidak cukup dan bisa berbahaya. Pengetahuan dan persiapan lebih penting untuk melakukan pekerjaan di tempat dengan suhu rendah.
Hipotermia digolongkan melalui pengukuran suhu inti :
- Ringan: 33°-36° : merasa dingin, menggigil
- Sedang: 30°-33° : gangguan berjalan, gangguan bicara, perasaan bingung, otot keras
- Berat: 27°-30° : gangguan kesadaran, tidak bisa sembuh tanpa pertolongan
- Sangat berat : di bawah 30° : pingsan, mata terlihat tidak normal, nafas pelan, gangguan pada jantung bisa meninggal
3. Dehidarasi
Gangguan dalam keseimbangan cairan atau air pada tubuh. Hal ini terjadi karena pengeluaran air lebih banyak dari pada pemasukan. Di daerah suhu dingin secara otomatis tubuh akan banyak mengeluarkan panas sehingga akan menyebabkan pemakaian energi dan cairan yang berlebih sehingga dapat menyebabkan dehidrasi. Selain itu udara yang dingin membuat rasa haus ingin minum pun menjadi berkurang sehingga tubuh bisa saja kekurangan asupan cairan.
Berikut ini adalah berbagai gejala dehidrasi sesuai tingkatannya :
Dehidrasi ringan
- Muka memerah
- Rasa sangat haus
- Kulit kering dan pecah-pecah
- Volume urine berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanya
- Pusing dan lemah
- Kram otot terutama pada kaki dan tangan
- Kelenjar air mata berkurang kelembabannya
- Sering mengantuk
- Mulut dan lidah kering dan air liur berkurang
Dehidrasi sedang
- Tekanan darah menurun
- Pingsan
- Kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, dan punggung
- Kejang
- Perut kembung
- Gagal jantung
- Ubun-ubun cekung
- Denyut nadi cepat dan lemah
Dehidrasi Berat
- Kesadaran berkurang
- Tidak buang air kecil
- Tangan dan kaki menjadi dingin dan lembab
- Denyut nadi semakin cepat dan lemah hingga tidak teraba
- Tekanan darah menurun drastis hingga tidak dapat diukur
- Ujung kuku, mulut, dan lidah berwarna kebiruan
4. Memicu Kulit Bentol atau Biduran
Bagi orang tertentu, udara dingin dapat memicu rasa gatal pada kulit, bentol-bentol dan kemerahan. Hal ini bisa terjadi jika udara lagi dingin atau agak lembab, juga bila sedang bepergian ke daerah yang bersuhu dingin. Bila bentol-bentol itu datang, kulit terasa sangat gatal dan agak sedikit terasa tebal.
Untuk mengurangi gejala ini, dapat diatasi dengan menggunakan baju yang agak tebal bila anda berada di ruangan dingin atau udara dingin.
5. Bisa Menurunkan Berat Badan
Bagi sebagian orang mungkin hal ini merupakan suatu kebaikan, dengan bantuan udara dingin, upaya untuk menurunkan berat badan semakin mudah dilakukan.
Udara dingin memang membuat orang cepat lapar. Tapi udara dingin juga membuat kalori yang dibakar tubuh lebih banyak. Itulah sebabnya banyak ilmuwan percaya udara dingin bisa menurunkan berat badan.
Rasa lapar saat udara dingin dipicu oleh perubahan suhu tubuh. Ketika suhu udara lebih dingin ketimbang suhu tubuh, maka tubuh akan berusaha untuk menormalkannya.
Untuk menormalkan perubahan suhu tersebut, dibutuhkan bahan bakar atau energi yang besar berupa makanan. Karena itu, jika berada di daerah dingin tubuh akan lebih cepat membakar energi sehingga membuat orang cepat merasa lapar.
Tubuh memiliki jaringan lemak yang disebut jaringan lemak coklat (brown adipose tissue atau BAT). Udara dingin dapat memicu BAT menghasilkan panas dan membakar jaringan lemak.
Temperatur dingin juga dapat mempercepat metabolisme tubuh seseorang. Dalam lingkungan yang ringan seperti 15,56 derajat Celsius, beberapa orang akan meningkatkan metabolisme sebanyak 20 persen.
6. Mimisan
Mimisan adalah pendarahan dari hidung. Jika tidak ada penyakit lain, mimisan biasanya hanya merupakan kelainan pada pembuluh darah di hidung dan penyebabnya bervariasi.
Salah satu penyebab mimisan adalah perubahan cuaca. Udara dingin dapat memicu alergi udara dingin pada anak yang menyebabkan hidung menjadi terasa gatal serta pembuluh darah di hidung melebar dan tipis. Ketika anak menggosok hidungnya, pembuluh darah ini gampang sekali pecah, dan darah pun langsung mengucur keluar.
Gangguan mimisan umumnya berkurang sesuai dengan pertambahan usia. Semakin tambah usia, pembuluh darah dan selaput lendir di hidung sudah semakin kuat, hingga tidak mudah berdarah. Kendati begitu, orangtua tetap waspada jika frekuensi mimisan itu cukup sering setiap 1-2 hari karena indikasi kemungkinan si kecil mengidap penyakit berbahaya. Penyakit seperti ITP (Idiopathic Thrombocytopenic Purpura), demam berdarah, leukemia, talasemia berat, atau hemofilia.
7. Gangguan Syaraf Bell`s Palsy
Bell`s Palsy berhubungan dengan suhu dan udara dingin. Meskipun data pendukung faktor ini masih sangat kurang, data (anamnesis) dari sekian banyak pasien yang mengalami Bell`s Palsy merujuk pada faktor itu. Misalnya, sopir kendaraan yang tiba-tiba merasa mulutnya bergeser atau menceng setelah membuka jendela kaca mobil. Orang yang sering tidur di lantai, pada saat bangun mulutnya langsung menceng. Atau biasanya kalau di daerah itu orang sering pergi-pergi ke tempat yang lembap seperti ke sumber mata air. Setelah itu, wajah mereka lumpuh dan mereka mengatakan itu karena ditampar hantu. Padahal karena Bell`s Palsy. Dan semua contoh itu berhubungan dengan udara atau suhu yangn dingin.
Bell`s Palsy merupakan gejala klinis dari suatu penyakit mononeuropati (gangguan yang mengenai satu syaraf). Syaraf yang dimaksud adalah saraf no.7 (nervus fascialis). Saraf ini juga sering disebut syaraf fascialis. Ini saraf 7 yang terkena adalah saraf 7 yang tepi, inti dari saraf 7 berada di batang otak.
Perlu diketahui, syaraf 7 berfungsi mengatur otot-otot pergerakan organ pada daerah wajah, antara lain di daerah mulut dan gerakan seperti meringis dan bibir maju ke depan. Pada daerah mata, syaraf ini juga mengatur seputar pergerakan kelopak seperti memejam, pergerakan kelopak bola mata, dan mengatur aliran air mata. Saraf 7 juga ada serabutnya yang menuju ke arah kelenjar ludah dan juga ke bagian pendengaran.
Nah, pada kasus Bell`s Palsy, saraf ini mengalami gangguan. Saraf tidak dapat mengantar impuls motorik kepada otot karena terjerat akibat pembengkakan. Sekadar diketahui, susunan saraf 7 dari inti di bagian otak hingga ujung saraf itu sangat panjang.
Bell`s Palsy, bila dibandingkan dengan stroke, bisa dikatakan tidak terlalu berbahaya. Malah penyakit ini bisa sembuh dengan sendirinya.
8. Kulit kering
Cuaca dingin dapat menyebabkan kulit menjadi terasa kering dan keriput, hal ini dapat membuat rasa tidak nyaman dan tidak sedap dipandang, terutama bagi para wanita.
Biasanya kulit kering ini hanya bersifat sementara saja, namun jika kejadiannya sering dan terus menerus, bekas-bekas kulit kering ini akan nampak jelas terlihat berupa keriput dan garis-garis halus pada kulit.
9. Frostbite
Tangan dan kaki menjadi beku dengan pembekuan kristal es didalam jaringan tubuh, yang bila ringan akan dapat sembuh akan tetapi bisa kronis dengan gejala – gejala sakit, pucat, perubahan warna kulit yang akhirnya timbul gangren yang harus diamputasi
Frosbite dapat meningkatkan risiko penyakit lainnya antara lain :
- Penyakit jantung
- Asma / bronkitis
- Diabetes