Seksualitas merupakan proses kompleks yang melibatkan banyak sistem tubuh, antara lain sistem saraf, sistem pembuluh darah dan hormonal.Secara individu, seksualitas akan melibatkan gabungan antara faktor keluarga, lingkungan sosial, kepercayaan/agama, dan penuaan. Selain itu, faktor hubungan interpersonal dalam hubungan seksual juga menjadi faktor yang tidak kalah penting dalam seksualitas. Gangguan pada faktor-faktor tersebut diatas dapat menyebabkan disfungsi seksual. Disfungsi seksual terbagi menjadi dua macam, yaitu gangguan organik dan gangguan psikoseksual. Pada tulisan ini akan dibahas masalah gangguan psikoseksual pada pria.
Kelainan yang tergolong kelompok gangguan psikoseksual adalah gangguan identitas jenis kelamin dan gangguan preferensi seksual. Gangguan identitas jenis kelamin adalah Transseksualisme dan Transvestisme peran ganda. Transesksualisme adalah suatu hasrat untuk hidup dan diterima sebagai anggota dari kelompok lawan jenisnya, biasanya disertai perasaan tidak enak atau tidak sesuai dengan anatomi seksualnya dan menginginkan untuk memperoleh terapi hormonal dan pembedahan untuk membuat tubuhnya semirip mungkin dengan jenis kelamin yang diinginkan.
Kaum pria yang mengalami gangguan transseksualisme bisa tidak senang dengan alat kelaminnya sendiri dan ingin diganti sehingga menyerupai alat kelamin wanita. Perilakunya pun mirip dengan wanita, seperti cara berjalan, berbicara dan lain-lain. Biasanya gangguan ini sudah mulai timbul pada masa kanak-kanak yaitu kecenderungan untuk bermain dengan lawan jenis, memainkan mainan-mainan yang biasa dimainkan oleh kaum wanita, memakai baju wanita dan lain-lain. Pada kelainan jenis ini perlu dibedakan dengan abnormalitas genetik yang berupa kelainan organik sehingga pada saat awal perlu diperiksa adakah kelainan genetik yang dibawa sejak lahir.
Trasnvestisme
Trasnvestisme peran ganda ditandai dengan mengenakan jenis pakaian dari lawan jenis sebagai bagian dari eksistensi dirinya untuk menikmati sejenak pengalaman sebagai anggota lawan jenisnya, tetapi tanpa hasrat untuk mengubah jenis kelamin secara permanen. Kelompok gangguan kedua yaitu gangguan preferensi seksual (kecenderungan seksual yang menyimpang). Kelainan yang tercakup dalam kelompok ini antara lain Ekshibisionisme, Voyourisme, Fetishisme, Bestialitas, Pedofilia, Sadomasokisme dan gangguan preferensi seksual multipel.
Ekshibisionisme
Ekshibisionisme adalah kecenderungan berulang atau menetap untuk memamerkan alat kelamin pada orang asing (biasanya lawan jenis) atau kepada orang banyak di tempat umum tanpa ajakan atau niat untuk berhubungan lebih akrab.
Voyeurisme
Voyeurisme adalah suatu kecenderungan yang berulang dan menetap untuk melihat orang yang berhubungan seksual atau berperilaku intim seperti menanggalkan pakaian. Hal ini biasanya menjurus pada pemuasan seksual dan masturbasi yang dilaksanakan tanpa orang yang diintip menyadarinya. Fetishisme adalah pengandalan pada benda mati sebagai suatu stimulus yang dapat membangkitkan gairah seksual dan memberikan kepuasan seksual. Banyak obyek fetish merupakan eksistensi tubuh manusia, seperti pakaian atau sepatu. Beberapa contoh lain yang lazim adalah beberapa bentuk atau wujud tertentu seperti karet, plastik atau kulit.
Bestialitas
Bestialitas adalah kecenderungan untuk berhubungan intim dengan binatang. Kecenderungan melakukan seksual terhadap anak-anak dikenal sebagai pedofilia, biasanya anak-anak prapubertas atau awal masa pubertas. Beberapa pedofilis tertarik hanya pada anak laki saja atau perempuan saja, tetapi ada pula yang pada keduanya. Kelainan ini jarang ditemukan pada perempuan.
Sadomasokisme
Sadomasokisme adalah suatu kecenderungan terhadap aktivitas seksual yang meliputi pengikatan atau menimbulkan rasa sakit atau penghinaan. Jika individu lebih suka untuk menjadi penerima disebut masokisme, sebaliknya jika lebih suka menjadi pelaku disebut sadisme. Seringkali individu memperoleh kepuasan seksual dengan melakukan keduanya. Gangguan-gangguan diatas dapat timbul menjadi satu pada seorang individu dan tidak satu pun lebih diutamakan dari pada lainnya, dikenal sebagai gangguan preferensi seksual multipel.