Meditasi dan yoga diyakini dapat mengasah asih, membuat egoisme mereka yang mempraktikkannya jadi berkurang, empati terhadap kemanusiaan pun bertambah. Tetapi sebuah studi baru dalam jurnal Psychological Science membantah gagasan bahwa praktik dua olah tubuh itu "menenangkan ego" dan melahirkan rasa rendah hati.
Para peneliti di University Mannheim di Jerman dan University of Southampton di Inggris menemukan ini lewat pengamatan terhadap 93 siswa yoga. Quartz melaporkan, peneliti meminta mereka mengisi kuesioner selama 15 minggu.
Setiap penilaian dirancang untuk mengukur tiga hasil: superioritas, narsisisme komunal, dan rasa percaya diri. Salah satu cara lain adalah dengan mewawancarai peserta, bagaimana mereka membandingkan diri dengan siswa lain di kelas.
Dari jawaban itu peneliti menilai seberapa mereka berhubungan dengan frasa narsisis, seperti "Saya akan dikenal karena perbuatan baik yang akan saya lakukan". Peneliti juga menilai dan menilai tingkat kepercayaan diri peserta.
Secara keseluruhan, para peserta ditemukan merasa sudah mengalami peningkatan diri lebih tinggi, satu jam setelah kelas yoga. Namun, kondisinya tidak demikian pada mereka yang tidak melakukan yoga dalam 24 jam terakhir.
Para peneliti kemudian mereplikasi eksperimen. Kali ini sampelnya 162 orang yang berlatih meditasi. Kali ini peserta meditasi diminta mengisi kuesioner yang sama selama empat pekan.
Ternyata, hasilnya sama. Peserta yang baru saja bermeditasi lebih cenderung setuju dengan pernyataan seperti "Dibandingkan dengan rata-rata peserta studi ini, saya bebas dari bias."
Jadi alih-alih menenangkan ego, studi menemukan bahwa yoga dan meditasi cenderung benar-benar melambungkannya.
“Menenangkan ego adalah elemen sentral dari filosofi yoga dan Buddhisme. Unsur itu, dan implikasi yang diduga, membutuhkan pemikiran ulang yang serius,” tulis para peneliti.
Para peneliti mengungkap, menenangkan ego sering dijadikan penjelasan manfaat-manfaat kesejahteraan praktik menyelaraskan pikiran dan tubuh. "Sebaliknya, kami mengamati bahwa praktik menyelaraskan tubuh dan pikiran memicu perbaikan diri dan dorongan ini--pada gilirannya--meningkatkan kesejahteraan."
Para peneliti mencatat, gagasan bahwa yoga dan meditasi membuat Anda lebih rendah hati bertentangan dengan prinsip self-centrality, yang menyatakan bahwa "mempraktikkan keterampilan apa pun memupuk self-central, dan self-centrality melahirkan perbaikan diri."
Ini menjelaskan mengapa ada orang di kelas yoga Anda yang rutin latihan setiap hari menganggap dirinya paling benar dan lebih baik daripada orang lain, karena dia tidak minum alkohol atau makan junk food.
Bagaimanapun, bukan berarti praktik yoga dan meditasi lah sumber masalahnya.
Para peneliti mencatat bahwa cara seseorang melakukan yoga dan meditasi di sini tidak sesuai dengan prinsip-prinsip Buddhis.
Aktivitas olah tubuh di sini lebih diarahkan untuk mengurangi kecemasan dan membuat seseorang lebih fleksibel secara fisik dan mental. Sementara di tempat asalnya yoga dan meditasi dimaksudkan membantu seseorang mengasah sisi spiritualitas sehingga dapat mengurangi ego.
Lagipula, sebenarnya tidak jelas apakah yoga dan meditasi benar-benar meningkatkan ego, atau orang-orang yang aktif mempraktikkan olah tubuh tersebut memang punya kecenderungan ego lebih tinggi. Belum lagi, orang yang rasa percaya dirinya rendah sebenarnya bisa diuntungkan oleh aktivitas yang melambungkan ego.
Apapun, kedua praktik tersebut bisa punya manfaat kesehatan yang sangat besar. Studi terbaru menemukan bahwa berlatih yoga dapat meningkatkan kesehatan otak dan mengurangi depresi. Penelitian lain menemukan bahwa melakukan hanya 10 menit meditasi per hari dapat membantu orang tetap fokus dan awas sampai usia lanjut.
Sementara Tai Chi, yang sering disebut sebagai meditasi lewat gerakan, telah ditemukan secara signifikan meningkatkan metabolisme otak dan meningkatkan tingkat pemulihan otot-otot kaki orang dewasa yang lebih tua.
Jadi jika Anda berpikir teman-teman Anda yang hobi yoga dan meditasi menganggap diri lebih "baik" daripada Anda, mungkin itu benar. Hanya saja itu mungkin karena kelas yoga mereka tidak mengekang ego seperti yoga yang sebenarnya.