Cinta, Kasih Sayang dan Kesehatan

Benarkah seseorang yang sedang jatuh cinta mampu membuat daya tahan tubuhnya meningkat sehingga kesehatannya terjaga? Lalu mungkinkah perhatian atau kasih sayang juga mendorong orang lain untuk lebih sehat bahkan sembuh dari penyakitnya?

Cinta, Kasih Sayang dan Kesehatan

Meskipun cinta itu sulit dikaji secara ilmiah, penelitian medis telah mulai mengkonfirmasi pengaruhnya. Sayang penelitian itu bukan di Indonesia tapi negara lain.

Di Menninger Foundation di Topeka, Kansas, orang yang sedang jatuh cinta, dalam konteks romantis, terbukti memiliki kadar laktat yang lebih rendah dalam darah mereka, sehingga membuat mereka tidak mudah lelah, dan memiliki kadar endorfin yang lebih tinggi, yang membuat mereka merasa bergembira dan tidak mudah merasa sakit. Sel-sel darah putihnya pun tanggapannya lebih baik apabila dihadapkan pada infeksi, sehingga mereka tidak mudah terserang flu.

Dr. Fred Cornhill dan Marina Levesque dari Ohio State University College of Medicine dalam tahun 1979 melaporkan bahwa perawatan penuh kasih sayang telah mengurangi aterosklerosis dan risiko serangan jantung sebanyak kurang lebih 50 persen pada kelinci yang diberi makan kolesterol dalam jumlah besar.

Kita juga mengetahui bahwa bayi yang tidak menerima kasih sayang akan merana dan menurun drastis kesehatannya, meskipun kondisi kebersihan dan gizinya sangat bagus. Alasannya telah ditemukan oleh Dr. Christopher Coe dari Stanford, yang membuktikan bahwa pemisahan bayi monyet dari induknya telah menekan sistem kekebalan bayi tersebut.

Pada tahun 1982, ahli psikologi Harvard, David McClelland dan Carol Kirshnit, menemukan bahwa film tentang cinta meningkatkan kadar imunoglobulin-A dalam air liur, garis pertahanan pertama terhadap flu dan penyakit-penyakit virus lainnya. Film pendek tentang berkebun tidak mempunyai pengaruh, tetapi film dokumenter tentang pekerjaan Ibu Theresa menghasilkan lonjakan tajam imunoglobin. Namun pengaruh tersebut tidak ada kaitannya dengan kesukaan atau ketidaksukaan secara sadar terhadap Ibu Theresa, sehingga menunjukkan bahwa gambaran kasih sayang itu mempunyai pengaruh pada tahap tak sadar. Meskipun perbaikan itu berlangsung kurang dari satu jam, perbaikan tersebut dapat diperpanjang dengan menyuruh mereka berpikir tentang saat-saat dalam kehidupannya ketika disayangi seseorang.

Dengan memahami keterkaitan antara pikiran dan tubuh atau energi dan materi maka keterkaitan antara cinta, kasih sayang dan kesehatan akan dapat dipahami. Kemudian bukan sekedar dipahami saja tapi juga dijalani.

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)