Umumnya, para pria akan mendapati organ intimnya berdiri di pagi hari. Namun ada kalanya hal itu tidak terjadi. Apakah bisa serta merta diartikan disfungsi ereksi?
Ereksi yang terjadi selama tidur, biasanya dialami saat rapid movement sleep (REM) yang merupakan waktu bermimpi saat tertidur. Ketika seorang pria tertidur, maka sistem saraf parasimpatis (sistem yang bertanggung jawab atas kemampuan tubuh saat beristirahat) akan bekerja lebih aktif.
Saraf parasimpatis ini memicu jaringan darah mengalir, sehingga membuat Penis mengeras. REM biasanya sering terjadi tepat setelah bangun tidur, sehingga mambuat pria akan sering terbangun dengan keadaan ereksi.
Ereksi juga menandakan bahwa sistem pembuluh darah dan saraf Penis berfungsi dengan baik. Hal tersebut membuat kekhawatiran untuk pria yang tidak mengalami ereksi karena dapat dikaitkan dengan adanya masalah kesehatan pada Penis.
Ada beberapa alasan mengapa pria tidak mengalami ereksi di pagi hari. Kemungkinan pada saat tahap REM, pria tidak tertidur dengan nyenyak, sehingga tidak menstimulasi saraf parasimpatis untuk mengalirkan darah ke Penis. Akibatnya, pria tidak mengalami ereksi.
Tidak adanya ereksi pagi juga bisa menjadi tanda disfungsi ereksi (DE) atau impotensi. Jika seorang pria mengalami disfungsi ereksi hubungi dokter untuk mendiagnosis apa yang menyebabkan terjadi disfungsi ereksi.
Pada umumnya, disfungsi ereksi terjadi karena tidak cukup kuat untuk mencapai penetrasi yaitu tidak mampunya aliran darah mengisi penis yang membuat Penis tidak mengeras. Biasanya dapat terjadi karena pria mengalami depresi atau efek samping obat.
Selain itu, kesulitan ereksi di pagi hari karena adanya masalah psikologis yaitu kurangnya gairah seksual atau responsif yang dapat menyebaban impotensi, pada umumnya disebabkan adanya kecemasan.