Tips Mencegah Kehamilan Ketika Berhubungan Intim

Berhubungan Intim adalah salah satu faktor kelanggengan umat manusia dalam sisi melanjutkan keturunan atau menjalin hubungan sosial antar sesama umat manusia. Beruhubungan intim juga terkadang menjadi salah satu sebab penting kelanggengan suatu hubungan rumah tangga.

Tips Mencegah Kehamilan Ketika Berhubungan Intim

Sedang kehamilan suatu anugrah dari sang maha pencipta kepada pasangan suami istri, akan tetapi karena beberapa alasan, terkadang pasangan suami istri belum siap menerima anugrah tersebut.

Mencegah kehamilan saat berhubungan suami istri perlu perencanaan. Dengan memiliki perencanaan maka pasangan tidak perlu khawatir akan terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Terutama bagi pasangan yang aktif dalam rutinitas hubungan intim suami istri.

Kedua pasangan dapat menerapkan cara mencegah kehamilan dengan berbagai metode, seperti memakai alat kontrasepsi, menghindari penetrasi saat ejakulasi atau meminta saran lain kepada dokter mengenai cara mencegah kehamilan melalui proses pembedahan dan pemberian hormonal.

Menghindari Penetrasi


Cara mencegah kehamilan dengan menghindari penetrasi adalah cara yang banyak orang lakukan, cara ini juga aman untuk menghindari terjadinya penyakit menular. Tidak melakukan penetrasi saat melakukan hubungan dengan pasangan bisa dilakukan dengan berbagai cara dan alasan tertentu.

Mencegah sperma memasuki area vagina adalah cara mencegah kehamilan yang efektif daripada hubungan badan dengan pasangan yang melakukannya dengan penetrasi Mr. P ke dalam vagina. Hal-hal yang bisa dilakukan agar hasrat manusiawi terpenuhi :

  • Melakukan ciuman
  • Melakukan masturbasi yang dilakukan oleh pasangan sendiri
  • Bercumbu
  • Saling meraba
  • Melakukan fantasi seksual
  • Oral seks
  • Anal seks

Banyak kalangan yang menganggap cara mencegah kehamilan ini sulit diterapkan, namun kalau melihat dari segi mencegah terjadinya hamil. Tidak melakukan penetrasi merupakan cara yang paling aman dan murah, tidak ada efek samping yang berbahaya secara medis yang berkaitan dengan hormonal jika dibandingkan dengan cara mencegah kehamilan lainnya.

Mungkin memang akan sulit menjalin rumah tangga tanpa melakukan hubungan suami istri yang sesungguhnya, oleh karena itu amat penting untuk melakukan komunikasi dengan pasangan mengenai hal yang kamu harapkan, yakni mencegah terjadinya kehamilan agar tidak terjadi kesalah pahaman yang bisa berakibat fatal.

Tidak melakukan penetrasi saat melakukan hubungan suami istri tentunya dilakukan hanya sementara waktu hingga kamu dan pasangan benar-benar siap untuk menjadi seorang ibu atau ayah.

Menggunakan Kondom


Pakailah kondom saat melakukan hubungan badan dengan pasangan untuk mencegah terjadinya kehamilan. Kalau dipakai secara benar dan konsisten, kondom adalah cara mencegah kehamilan yang cukup efektif, mudah dan tetap menikmati saat-saat melakukan hubungan sakral dengan pasangan.

Saat ini kondom cukup mudah didapatkan, terjual secara bebas di minimarket-minimarket ataupun bisa mendapatkannya secara gratis di klinik-klinik kesehatan, ada beberapa varian jenis rasa, warna dan juga tekstur.

Tidak hanya untuk pihak laki-laki, saat ini juga telah ada kondom untuk wanita, fungsinya tidak jauh berbeda dengan kondom yang digunakan oleh pria, yakni sama-sama untuk menampung cairan sperma setelah terjadi ejakulasi. Kalau dipakai secara bersamaan, cara mencegah kehamilan ini efektif 98%. Sangat penting untuk pasangan pihak laki-laki mengetahui cara penggunaan kondom, membaca masa kadaluarsa, serta mengetahui apakah layak atau tidak untuk dipakai.

Spermisida


Spermisida adalah lapisan tipis yang dibubuhkan di kondom, berupa busa atau gel yang memiliki fungsi menutup pintu masuk rahim dengan zat yang mampu membunuh sperma. Cara mencegah kehamilan ini juga sudah mudah didapatkan di apotek, tokoh obat atau pun pada kondom yang telah mempunyai kandungan spermisida.

Spermisida kalau dipakai secara terpisah, hanya digunakan pada vagina maka hanya memiliki tingkat keefektifan 78%, namun kalau dikombinasi dengan pemakaian kondom maka tingkat keberhasilannya dalam mencegah kehamilan bisa mencapai 95% bahkan lebih.

Pihak istri yang memakai spermisida dianjurkan berbaring dengan posisi terlentang beberapa saat setelah melakukan hubungan badan yang bertujuan memastikan bahwa spermisida berada di posisi yang seharusnya yakni di leher rahim.

Pemakaian spermisida bisa mengakibatkan infeksi pada alat kelamin pria maupun wanita, juga mengakibatkan iritasi. Jika mengalami ketidaknyamanan atau iritasi saat memakai spermisida segera konsultasikan dengan dokter.

Spon Kontrasepsi


Spons kontrasepsi adalah spon yang bentuknya mirip donat kecil yang di dalamnya telah terisi spermisida yang ditempatkan di dalam alat reproduksi wanita, sepanjang leher rahim. Jika dimasukkan dengan benar, maka Anda dan pasangan tidak akan merasakan keberadaan spons tersebut saat melakukan hubungan suami istri.

Spons kontrasepsi jarang dijumpai, tidak seperti halnya dengan kondom atau spermisida, harganya pun tergolong cukup mahal. Untuk mendapatkan dan cara penggunaan spons kontrasepsi, Anda dapat membicarakannya dengan pihak apoteker.

Cara menggunakan spons kontrasepsi :

  1. Pertama-tama spons dibasahi dengan air sebanyak 30 ml atau 2 sdm, ini dilakukan untuk mengaktifkan spermisida, jika airnya berlebihan maka akan menimbulkan masalah.
  2. Spons dimasukkan ke dalam alat kelamin wanita (istri) dengan cara mendorong spons pada sepanjang dinding belakang vagina hingga mencapai leher rahim. Bagian yang cekung atau melengkung harus menghadap leher rahim, serta tali yang melingkar di spons harus menghadap ke bagian luar vagina agar mudah saat dikeluarkan nanti.
  3. Spons tersebut dibiarkan pada vagina selama 24 jam. Anda perlu membiarkannya ada di dalam alat kelamin wanita paling tidak enam jam setelah melakukan hubungan suami istri.
  4. Spons dikeluarkan dengan terlebih dahulu tangan dicuci. Pegang tali yang melingkar di spons lalu tarik keluar dari vagina secara pelan-pelan dan hati-hati untuk memastikan keadaan spons tetap dalam keadaan utuh.

Kontrasepsi Diafragma


Cara lain mencegah kehamilan selanjutnya adalah dengan melakukan pemasangan alat kontrasepsi difragma. Cara ini bekerja dengan metode yang mirip dengan spons kontrasepsi. Tetapi, kontrasepsi diafragma dibuat dari bahan karet dimana mempunyai tekstur yang fleksibel di bagian pinggirnya.

Kontrasepsi difragma ada beberapa ukuran. Tulang panggul Anda akan diukur oleh dokter sehingga dapat sesuai dengan bentuk Vagina (istri). Kemudian alat tersebut dipakai sebelum melakukan hubungan suami istri sebagai cara untuk mencegah kehamilan. Alat ini dapat dikeluarkan enam jam setelah melakukan hubungan badan atau 24 jam setelahnya.

Kontrasepsi diafragma tidak dapat melindungi penggunanya dari berbagai penyakit kelamin yang menular. Alat ini hanya bisa melindungi penggunanya dari penyakit chlamydia dan gonore, namun tidak aman terhadap penyakit herpes dan HIV.

Pil KB


Pil KB berguna untuk mencegah sel telur meninggalkan ovarium atau mengakibatkan lendir servik menjadi lebih kental sehingga mencegah sperma menempuh sel telur. Ada beragam merek pil KB yang bisa dianjurkan dokter Anda, dokter akan meresepkan yang paling baik untuk kesehatan dan kesibukan seksual Anda.

Bicarakan efek samping dan risiko yang berkaitan dengan pengontrol kelahiran yang diresepkan untuk Anda. Sebagai figur, wanita perokok yang berusia di atas 35 tahun lebih rentan mengalami pembekuan darah bila mengkonsumsi pil KB.

Pil KB mengharuskan Anda disiplin dalam mengkonsumsi obat tersebut pada jam yang sama, tiap hari. Dosis yang terlewatkan bisa berpotensi meningkatkan kemungkinan terjadinya kehamilan jikalau kekerabatan seks dijalankan pada masa ketika pil KB tak dikonsumsi.

Suntikan Pengontrol Kelahiran


Suntikan pengontrol kelahiran, atau Depo-Provera, ialah suntikan hormon sintetis yang melindungi Anda dari kehamilan. Anda wajib mendapatkan suntikan ini setiap 12 pekan sekali.

Depo-Provera melepaskan hormon yang disebut progestin yang mencegah tubuh mengeluarkan sel telur ke dalam rahim dan mengentalkan lendir dinding leher rahim untuk mencegah sperma masuk ke dalam rahim. Selalu bicarakan risiko kesehatan dan efek samping tiap-tiap kali Anda mempertimbangkan untuk menggunakan pengontrol kelahiran.

Strerilisasi


Pastikan Anda tidak akan pernah menginginkan kehamilan sebelum memilih pembedahan sebagai cara mencegah kehamilan. Anda tidak boleh menjalani operasi untuk mencegah kehamilan jikalau kemungkinan Anda mau mempunyai anak lagi suatu saat nanti.

Banyak orang menjalankan sterilisasi sebab mereka tak mau memberikan risiko pada kesehatan mereka, atau tak berharap menularkan mutasi genetik atau penyakit tertentu kepada keturunan atau si kecil-anak mereka.

Sterilisasi ialah persoalan serius yang tak hanya memberi pengaruh pada tubuh Anda, tapi juga orang-orang di sekitar Anda. Sekiranya Anda mempunyai pasangan atau keluarga, sangatlah penting untuk membicarakan keputusan untuk melanjutkan dan melaksanakan sterilisasi. Pada akibatnya, tentu saja itu ialah tubuh Anda dan Anda wajib bisa menjalankan hal yang Anda inginkan padanya.

Sterilisasi bedah


Dalam prosedur yang biasa disebut dengan pengikatan tuba atau ligasi tuba ini, tuba fallopi wanita akan diikat, dipotong atau ditutup lewat pembedahan.

Para pria bisa melakukan prosedur vasektomi untuk pencegahan kehamilan. Vasektomi dijalankan dengan memotong vas deferens atau saluran daerah jalannya air mani dari testis ke batang penis. Dengan demikian, sperma akan diserap oleh tubuh, bukan keluar dari tubuh.

Sterilisasi non-bedah


Essure adalah prosedur kontrasepsi permanen yang menghasilkan penghambat natural kepada kehamilan. Prosedur ini dapat dilaksanakan di dalam ruangan kantor dokter dalam waktu kurang dari 10 menit. Suatu alat akan dimasukkan ke dalam setiap tuba fallopi (saluran yang menghubungkan antara ovarium dengan rahim) sehingga terbentuklah jaringan parut, yang akan mengeblok tuba falopi dan mencegah air mani dan sel telur bertemu.

Anda akan diwajibkan menerapkan cara kontrasepsi tambahan selama 3 bulan sesudah prosedur ini. Memerlukan waktu sekitar 90 hari bagi jaringan parut untuk terbentuk di tuba fallopi dan supaya prosedur ini memberikan hasil.