Hubungan Antara Psikologi Anak dan Keluarga

Membangun sebuah keluarga yang harmonis tidak hanya bermanfaat untuk hubungan antara suami dan istri saja, tetapi juga baik untuk perkembangan psikologi anak. Pertengkaran hingga perceraian yang dialami oleh suami istri akan membawa dampak yang serius pada psikologi anak, terutama bagi anak-anak di bawah umur.

Hubungan Antara Psikologi Anak dan Keluarga

Dalam beberapa kasus, mungkin pertengkaran dan perceraian tidak memengaruhi kondisi psikologi anak-anak secara drastis, namun tentu saja sebenarnya mereka tidak menginginkan orang tuanya bertengkar atau bercerai.

Keluarga harmonis bukan hanya sebatas hubungan akrab antar sepasang suami dan istri saja. Akan tetapi, hubungan antara anak dengan orang tua atau antar saudara juga berpengaruh dalam membangun sebuah keluarga yang harmonis. Nah, tahukah Anda bagaimana pengaruh keluarga harmonis terhadap psikologi anak? Simak penjelasannya berikut ini.

Hubungan Antara Keluarga Harmonis dengan Psikologi Anak


Keluarga adalah tempat pertama untuk membentuk kepribadian dan psikologi anak. Hubungan keluarga yang harmonis dan quality time yang sering dilakukan membuat anak menjadi lebih terbuka dan apa adanya. Sementara itu, hubungan antara orang tua yang tidak harmonis dan tidak pernah menghabiskan waktu bersama anak-anaknya membuat seorang anak menjadi tertutup dan enggan untuk berbagi hal apa pun. Selain itu, untuk mewujudkan sebuah keluarga harmonis, sebaiknya orang tua tidak terlalu menuntut anak untuk menjadi apa yang diinginkannya. Berikan kebebasan kepada anak untuk memilih apa yang ia minati. Tugas setiap orang tua adalah mengawasi dan mengarahkannya.

Dampak Keluarga yang Tidak Harmonis Terhadap Psikologi Anak


Anak-anak tumbuh dan berkembang di dalam lingkungan keluarganya masing-masing. Keluarga yang tidak harmonis dapat berdampak buruk terhadap psikologi anak. Jika pertengkaran atau sikap saling cuek satu sama lain terjadi di dalam sebuah keluarga, anak-anak bisa mencari kehangatan di luar keluarganya. Misalnya, ia bisa mencari suasana tenang melalui teman-teman, komunitas, atau bahkan kekasihnya. Bukan tidak mungkin bahwa hal ini bisa membawa anak ke dalam pergaulan bebas, seperti penggunaan obat-obatan terlarang, berpesta semalam suntuk, atau bahkan seks bebas. Hal ini dilakukan karena anak-anak ingin mencari ketenangan dan kebahagiaan di luar keluarganya yang dianggap tidak harmonis.

Manfaat Keluarga Harmonis Terhadap Psikologi Anak


Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, keluarga yang harmonis bisa memengaruhi psikologi anak. Pasalnya, di dalam keluarga yang harmonis, anak-anak akan merasa nyaman dan terbuka untuk berbagi segala hal. Apabila anak-anak memiliki sifat yang terbuka, maka orang tua bisa memantau pergaulan dan aktivitas anak secara tidak langsung melalui cerita-ceritanya. Selain itu, manfaat keluarga harmonis terhadap psikologi anak adalah membuat anak tetap ceria. Mereka tidak akan mencari kesenangan di luar keluarga, karena keluarga yang dimilikinya sudah cukup membuat dirinya merasa aman, nyaman, dan tenang.

Cara Mewujudkan Keluarga Harmonis untuk Kebaikan Psikologi Anak


Di dalam sebuah rumah tangga, cekcok dan pertengkaran sangat mungkin terjadi. Namun, yang terpenting adalah cara untuk menyelesaikan permasalahan yang menjadi penyebab pertengkaran tersebut. Untuk mewujudkan keluarga harmonis, sebaiknya bicarakan setiap masalah dengan kepala dingin. Saat suami istri berbicara dengan kepala yang panas, tentu hasilnya tidak akan menjadi lebih baik. Jika anak-anak sudah cukup umur untuk memahami masalah di antara orang tuanya, tak ada salahnya untuk turut mengajak anak saat membahas masalah ini. Permasalahan yang diselesaikan secara bersama tentu akan lebih baik.

Beberapa anak yang mengalami broken home mungkin tidak semuanya terjerumus dalam pergaulan bebas. Bahkan, beberapa di antara anak korban broken home dapat mencetak prestasi yang membanggakan. Akan tetapi, tak ada salahnya bukan jika Anda mewujudkan sebuah keluarga yang harmonis demi menjaga perkembangan psikologi anak?

Anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, terutama pada usia kanak-kanak hingga remaja, tengah disibukkan mencari jati dirinya. Psikologi anak yang baik akan menuntun mereka dalam mencari jati diri yang tepat. Peran keluarga untuk membentuk psikologi anak sangatlah penting. Oleh karena itu, wujudkan keluarga yang harmonis untuk kehidupan psikologis anak yang lebih baik. Melakukan lebih banyak quality time bersama keluarga adalah langkah awal untuk membangun keluarga yang harmonis.