Temulawak menurunkan kolesterol telah digunakan para leluhur kita selama ribuan tahun. Dunia kedokteran modern baru mengujinya akhir-akhir ini untuk membuktikan khasiat herbal temulawak.
Menurut WHO, 20% penderita stroke disebabkan oleh kelebihan kolesterol, dan 50% kasus jantung koroner dikarenakan kolesterol tinggi. Kolesterol sebenarnya adalah zat yang dibutuhkan tubuh untuk pengangkutan lemak dan pembentukan hormon. Namun demikian, jumlah kolesterol yang berlebihan akan menghambat peredaran darah dan menjadi gerbang berbagai penyakit.
Temulawak menurunkan kolesterol coba diteliti oleh para ahli dari UGM. Bagi para penderita hiperkolesterol tidak perlu kuatir lagi. Inilah riset yang telah dilakukan tsb.
Hasil uji klinis yang ditempuh Prof Dr Suwijiyo Pramono Apt, dari Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada menunjukkan, kelompok pasien yang diberi 2 kapsul ekstrak temulawak 2 kali sehari selama sebulan, kadar total kolesterol mereka menurun 18,25%. Kadar LDL yang dikenal sebagai kolesterol jahat juga turun 25,98%. Keampuhannya menurunkan kolesterol berkat senyawa kurkumin dan xanthorrisol. Senyawa xanthorrisol juga ampuh mencegah penyumbatan pembuluh darah ke otak.
Selain hasil riset di atas maka riset dibawah ini coba mengkombinasikan temulawak dengan daun sambung nyawa. Dan hasilnya semakin efektif menurunkan kadar kolesteroal dalam darah.
Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt., Dosen Fakultas Farmasi UGM bersama timnya menemukan formula baru untuk mengurangi kolesterol dalam tubuh. Formula ini merupakan kombinasi hasil daun sambung nyawa dengan temulawak. Temulawak sendiri diketahui mampu menurunkan kadar kolesterol, sementara daun sambung nyawa bisa meningkatkan High-density lipoprotein (HDL) dan menurunkan Low-density lipoprotein (LDL). “Kita coba sinergiskan keduanya,” tuturnya saat ditemui di Fakultas Farmasi UGM, Selasa (11/3).
Gynura procumbens, nama latin dari sambung nyawa dipilih sebagai bahan baku formulasi selain karena kandungan flavonoid yang efektif menurunkan kolesterol, juga karena tanamannya mudah tumbuh. Seperti diketahui, masyarakat sudah banyak menggunakan sambung nyawa untuk dijadikan lalapan. “Artinya masyarakat sudah familiar dengan tanaman ini,” paparnya.