Kita menghabiskan sepertiga hidup untuk tidur dan sebagian besar dengan bermimpi, setidaknya 10 menit hingga satu jam. Namun, orang sering kali tak ingat mimpi apa semalam, meskipun potongan kenangannya masih mengingat mimpi itu indah atau mencekam. Mengapa?
Para ahli mengatakan bahwa kesulitan mengingat mimpi sebetulnya normal, karena lupa itu wajar. "Kita punya kecenderungan segera melupakan mimpi, dan kemungkinan orang yang jarang menceritakan mimpi hanya melupakannya dengan mudah," ujar Thomas Andrillon, ahli saraf di Monash University di Melbourne, Australia, kepada Live Science.
Ia mengatakan bahwa orang mungkin sulit percaya dirinya bermimpi jika tidak mengingat apapun. Padahal, ada bukti kasus yang menunjukkan banyak orang tak mengingat mimpinya sama sekali dalam beberapa dekade, bahkan seumur hidup.
Walaupun alasan yang tepat belum sepenuhnya diketahui, para ilmuwan punya penjelasan tentang fenomena melupakan mimpi.
Pertama-tama, itu terjadi karena aktivitas otak kita.
Orang yang sulit mengingat mimpi memiliki bagian otak yang lebih pasif. Penyebabnya, menurut studi 2009, karena neurokimia dalam otak tiap orang bekerja secara berbeda dan ketika tidur banyak orang yang betul-betul “mematikan” bagian di otak yang berfungsi membuat kenangan.
Para ahli saraf menduga bahwa proses “mematikan” itu terkait perubahan kadar dua neurotransmiter di otak bernama asetilkolin dan noradrenalin yang berfungsi menjaga ingatan.
Selama kita tidur, kadar keduanya memang menurun drastis. Akan tetapi, bagi orang yang sulit mengingat mimpi, ketika ia memasuki tahap tidur REM (Rapid Eye Movement) atau tahap tidur terdalam di mana mimpi paling jelas terjadi, asetilkolinnya kembali tinggi dan noradrenalinnya tetap rendah.
Asetilkolin membuat otak terangsang seakan terjaga, sedangkan noradrenalin rendah mengurangi kemampuan kita mengingat pengalaman selama mimpi. Demikian penjelasan studi 2017 di jurnal Behavioral and Brain Sciences.
Tak hanya itu, daerah di otak bernama hippocampus juga berperan. Hippocampus berfungsi penting memindahkan informasi dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang. Ketika kita tidur, tak semua bagian di otak terlelap bersamaan, dan hippocampus ini jadi bagian paling akhir yang tertidur.
Dengan begitu, jelas Andrillon, hippocampus juga jadi wilayah otak terakhir yang akan terbangun.
Singkatnya, mimpi yang masih tersimpan dalam memori jangka pendek keburu menghilang tanpa sempat dipindahkan ke memori jangka panjang karena Hippocampus belum sepenuhnya terjaga.
Meskipun ini menjelaskan kesulitan kita mengingat mimpi, bukan berarti Hippocampus jadi tidak aktif dan mengabaikan fungsinya selama tertidur. Alih-alih menerima kenangan baru, dia memilih tetap aktif menyimpan dan merawat ingatan yang sudah ada.
Ahli tidur Matthew Walker mengatakan bahwa mimpi pada dasarnya adalah terapi yang berfungsi menyembuhkan kita dari pikiran dan pengalaman negatif sehari-hari. Di satu sisi, kata dia, mimpi bisa memicu kesadaran dan membuat kita secara jelas melihat kembali hal-hal yang jadi pikiran di alam bawah sadar.
Itu sebabnya orang cenderung mengingat mimpi yang lebih hidup, menarik, penuh kegilaan, dan emosional.
Namun, di sisi lain, kata Ernest Hartmann, peneliti mimpi sekaligus profesor psikiatri di Tufts University School of Medicine, mimpi juga bagian dari proses otak untuk memangkas informasi yang dianggap mengganggu ataupun tidak penting untuk disimpan.
Sama halnya tak bisa mengingat apa yang Anda pikirkan ketika pikiran sedang mengembara, “Mimpi, terutama yang biasa-biasa saja, mungkin seperti pikiran melamun yang dianggap otak tidak terlalu berguna untuk diingat,” tulis Hartmann dalam Scientific American.
Selain aktivitas otak, sulit mengingat mimpi juga terkait banyak faktor.
Rubin Naimann dalam studinya yang berjudul Dreamless mengatakan bahwa kurang tidur dan tidur REM yang tidak berkualitas adalah faktor utama.
Sementara itu, para ahli dalam Everyday Health menyebut masalah kesehatan, stres dan cemas, obat-obatan tertentu seperti penangkal depresi, dan gangguan tidur macam sleep apnea atau henti napas saat tidur juga berpengaruh.
Bahkan, jenis kelamin dan pola diet pun perlu diperhitungkan. Studi 2011 menunjukkan bahwa remaja laki-laki lebih sulit mengingat mimpi ketimbang rekan perempuan sebayanya. Begitu pula, makanan seperti daging berlemak dan produk susu.
Kendati demikian, ada cara agar Anda bisa mengingat mimpi.
Menukil Bustle, studi baru dari University of Adelaide menemukan bahwa mengonsumsi suplemen B6 sebanyak 240 mg yang ditemukan alami dalam telur, bayam, alpukat, dan pisang, bisa sangat membantu. Akan tetapi, jumlah itu melebihi anjuran harian yang direkomendasikan—1,2 g suplementasi untuk perempuan.
Karenanya, selain mengonsumsi B6 dengan bijak, Robert Stickgold, profesor psikiatri di Harvard Medical School, menyarankan Anda minum air sebelum tidur agar mudah terbangun untuk buang air. "Bangun tengah malam ini sering disertai dengan ingatan mimpi," kata Stickgold kepada New York Times.
Cara lain, coba membuat jurnal mimpi yang diletakkan dekat tempat tidur dan segera tulis dalam 90 detik pertama begitu Anda terbangun. Pastikan juga posisi Anda bangun tidak berubah untuk mempertahankan daya ingat.