Biodata dan Profil Ivan Gunawan

Ivan Gunawan Putra (lahir di Jakarta, 31 Desember 1981) adalah seorang perancang busana, pelawak, pembawa acara, dan aktor berkebangsaan Indonesia. Pria yang mempunyai tinggi badan 184 cm ini mempunyai darah keturunan Jawa, Tionghoa, dan Belanda.

Biodata dan Profil Ivan Gunawan

Film yang pernah dibintanginya antara lain 5 Sehat 4 Sempurna, sekarang ia menjadi pembawa acara Eat Bulaga! Indonesia di SCTV. Menjadi komentator di acara D Academy Asia, juga pernah membintangi beberapa sinetron religius di beberapa TV swasta. Dia adalah seorang anak diplomat dan juga keponakan dari perancang busana Indonesia, Adjie Notonegoro.

Biodata Ivan Gunawan


  • Nama lahir: Ivan Gunawan Putra
  • Lahir: 31 Desember 1981 (umur 34) Indonesia Jakarta, Indonesia
  • Pekerjaan: Desainer, pelawak, pembawa acara, aktor
  • Tahun aktif: 2002 – sekarang
  • Tinggi badan: 1.84 m (6 ft 0 in)
  • Orang tua: Bambang Cahyo Gunawan
  • Agama: Islam

Ivan yang Kenal Bisnis sejak Kecil


Biodata dan Profil Ivan Gunawan

Ivan Gunawan lahir di Jakarta pada pengujung tahun 1981, tepatnya pada tanggal 31 Desember 1971. Ia merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara hasil perkawinan pasangan Bambang Cahyo Gunawan dan Erna Gunawan. Tubuh tinggi besar yang dimilikinya ternyata juga dimiliki oleh saudara-saudaranya. Sebab, keluarga Ivan merupakan keturunan campuran Jawa, Belanda, dan Tionghoa.

Kehidupan masa kecil Ivan bisa dibilang sangat sederhana. Sebelum mempunyai rumah sendiri, keluarga Ivan tinggal di sebuah rumah yang dimiliki paman Ivan, Adjie Notonegoro. Perlu diketahui, Adjie Notonegoro adalah seorang desainer busana ternama asal Indonesia. Di rumah itu, keluarga Ivan jugatinggal bersama keluarga besarnya.

Seperti keluarga keturunan tionghoa lainnya, rumah yang ditempati Ivan juga dimanfaatkan sebagai ruang usaha. Adjie membuka butik di lantai 1 dan memfungsikan lantai 2 sebagai tempat karyawan-karyawannya menjahit. Sementara, keluarga besar Ivan juga membuka bisnis restoran di tempat yang sama.

Kondisi rumah yang tergabung dengan tempat usaha agaknya mempengaruhi kehidupan Ivan. Ia mengaku terinspirasi untuk menjadi pebisnis karena kerap melihat aktivitas jual-beli di rumahnya. “Sejak kecil aku memang sudah terbiasa melihat kehidupan berdagang atau berbisnis. Makanya tak heran jika aku kini senang berbisnis, bukan bekerja kantoran,” kata Ivan.

Berpindah-pindah Negara dan Hidup Mandiri


Biodata dan Profil Ivan Gunawan

Ivan meninggalkan rumah yang beralamat di kawasan Kebayoran tersebut saat memasuki usia taman kanak-kanak. Sebab, ia mesti mengikuti ayahnya yang bertugas menjadi diplomat di Singapura. Di Negeri Singa itu, Ivan tinggal di sebuah apartemen yang penghuninya banyak berasal dari Indonesia. Tak lama setelah tinggal di Singapura, keluarga Ivan berhijrah ke Hongkong karena sang ayah ditugaskan di sana.

Meski mesti berpindah-pindah negara, Ivan terbilang mudah beradaptasi dengan lingkungan barunya. Sebab, lingkungan di sekitarnya didominasi oleh orang-orang yang berasal dari Indonesia. “Aku bersekolah Indonesia yang ada di Hongkong. Jadi soal bahasa enggak terlalu banyak masalah. Selain itu, aku termasuk orang yang mudah beradaptasi dengan suatu lingkungan,” katanya.

Di samping itu, Ivan bercerita Hongkong adalah tempat di mana ia mulai tertarik dengan dunia busana. Kesukaan Ivan dengan dunia busana berawal dengan hobinya bermain boneka Barbie milik temannya. “Salah satu teman dekatku di Hongkong bernama Prita. Dia tetangga kami di apartemen itu. Kedekatan aku dengan Prita karena aku bisa dengan mudahnya meminjam mainan boneka Barbie miliknya. Aku menyukai Barbie karena baju dan penampilannya,” kata Ivan.

“Barbie milik Prita itu sering jadi sasaranku untuk bereksperimen. Aku acak-acak rambut dan bajunya. Terkadang rambutnya aku gunting-gunting atau dicelupkan ke air. Wah seru banget, meski terkadang Prita enggak suka,” katanya melanjutkan. Barangkali, kegiatan membongkar-pasang pakaian Barbie itulah yang membuat Ivan berprofesi sebagai desainer busana.

Ketika memasuki usia SMP, Ivan dan keluarganya lagi-lagi mesti berpindah tempat tinggal. Kali itu, ayah Ivan ditugaskan di Ukraina, sebuah negara di Eropa Timur. Namun, Ivan tidak bisa tinggal bersama keluarganya karena ia mesti bersekolah di Moskow, Rusia. Alasannya, di Ukraina tidak terdapat sekolah Indonesia dan lokasi terdekatnya berada di Rusia.

Hidup terpisah lebih ratusan kilometer dari keluarganya membuat Ivan harus hidup mandiri. Selama di Mokow, Ivan hanya dibekali uang 15 Dolar AS sepekan untuk keperluan jajan dan ongkos sekolah. Sisanya, Ivan mesti mengurusnya sendiri. “Hidup tanpa orangtua membuat aku lebih mandiri. Ngurus apa-apa ya sendiri. Mengelola keuangan pun sendiri. Cukup atau tidak cukup, aku hanya diberi oleh Papa uang saku 15 Dollar AS per pekan,” kata Ivan.

Untuk mengisi kesehariannya di Moskow, Ivan aktif dalam berbagai kegiatan seni, terutama seni tari. Ia mengaku dapat menguasai berbagai tarian asli Indonesia. “Aku sendiri menguasai berbagai macam tarian, mulai dari Jaipong, Tari Tanjung Katung, Tari Piring, Tari Serampang dan banyak lagi. Aku sering berkeliling Rusia untuk memperkenalkan kesenian tanah air. Menari di gedung-gedung teater besar di Rusia pernah aku alami,” kata Ivan.

Selain menari, Ivan juga mendalami seni peran selama tinggal di Moskow. Ivan bercerita banyak orang yang menyukai keahlian aktingnya. “Peran-peran yang aku tampilkan banyak membuat orang di gedung teater berdecak kagum. Bukan aku membanggakan diri, tapi aku memang bisa memerankan peran apa saja, dan mendapat sambutan luar biasa,” katanya.

Berkat kesibukannya mengisi berbagai pentas seni, Ivan pun mendapat penghasilan tambahan untuk ditabung. Selain itu, kegiatan seni yang dilakoninya juga membuat ia akrab dengan staf-staf KBRI dan memperluas pergaulannya. “Hidup sendiri di Moskow benar-benar telah membuat aku cepat dewasa. Meski masih duduk di bangku SMP, aku jadi lebih mengerti makna pergaulan. Aku belajar banyak dari yang lebih dewasa,” kata Ivan.

Seiring waktu berjalan, Ivan akhirnya meninggalkan Moskow untuk kembali ke Jakarta. Sepulangnya di Jakarta, Ivan bekerja di butik milik pamannya. Di sana, Ivan yang berstatus sebagai asisten sang paman banyak mempelajari ilmu tentang merancang busana.

Lambat laun, Ivan semakin andal dalam merancang busana. Ia pun mulai berusaha lepas dari bayang-bayang pamannya dan memulai bisnisnya sendiri. Ivan menyadari usahanya itu pasti tidak akan mudah, ia juga sadar bahwa dirinya hanya mengantongi ijazah SMA.

Namun, passion dan semangat yang dimiliki Ivan membuatnya yakin atas keputusannya tersebut."Saya mulai di 2004 itu benar-benar dari bawah, mulai seadanya, pegawai hanya beberapa, tapi karena kita butuh, ulet, kerja keras, tekun, karena semua butuh proses, tidak ada yang instan," kata Ivan.

Resep Kesuksesan Ivan


Biodata dan Profil Ivan Gunawan

Telah menekuni profesi desainer busana selama lebih sepuluh tahun, Ivan tak segan berbagi kunci resep kesuksesannya. Menurutnya, kepercayaan pelanggan adalah hal penting yang selalu ia jaga sejak awal karirnya. Ia menekankan pentingnya berkomunikasi untuk mengakomodasi keinginan pelanggan dalam setiap desain dan sulam.

“Saya bersyukur masuk ke-11 tahun saya masih dipercaya oleh banyak klien saya. Menangani klien baru itu mudah, tapi mengelola klien hingga sebelas tahun, itu yang sulit,” kata Ivan. Ia menambahkan seorang desainer sebaiknya tidak mematok harga gara-gara nama beken yang dapat membuat pelanggan kapok datang kembali.

Berbicara soal inspirasi dalam merancang busana, Ivan mengaku inspirasi dapat datang dari mana saja. “Inspirasi bisa di rumah, segala macam darimana aja. Biasanya juga aku banyak menggambar saat di pesawat, karena aku orangnya takut sekali naik pesawat. Jadi selalu bawa buku gambar, peralatan gambar dan beli majalah sambil naik pesawat untuk distract rasa takutnya juga,” kata Ivan.

Di samping itu, Ivan juga mengatakan bahwa seorang desainer mesti mengetahui keinginan pasar. Oleh karenanya, ia sering memperhatika orang-orang yang sedang berbelanja untuk mengetahui selera pasar. Suka perhatikan orang yang sedang shopping juga jadi untuk tahu,pasar maunya apa sih. Mau tidak mau kita sebagai desainer harus mengikut tren, tapi tidak boleh plagiat. Dan aku selalu membuat rancangan berdasarkan apa yang aku suka,” katanya.

Sebagai desainer, Ivan memang sangat menentang plagiarisme. Ia juga mengaku tidak mencontek karya orang lain untuk ia desain kembali. “Mencari inspirasi dengan mencontek itu beda. Kalau nyontek, saya ambil gambar, lalu ke tukang jahit, beli bahan yang sama, kasih detail yang sama,” katanya.

Namun, ia mengaku selalu melihat semua yang tengah menjadi tren, terutama yang berlaku secara global. “Kita lihatnya desainer dari luar negeri. Kalau saya melihat inspirasi desainer lokal buat apa, karena kita sama-sama membuat,” kata Ivan.

Kini, Ivan Gunawan sudah dikenal sebagai salah satu desainer busana terbaik di Indonesia. Pada awal 2017, gaun rancangan Ivan dikenakan Kezia Warouw, Puteri Indonesia 2016 yang mewakili Indonesia dalam ajang Miss Universe 2017. Gaun itu disebut sebagai salah satu yang terindah di dunia. “Nah gaun itu masuk dalam gaun Indah di dunia, urutan ke-8 dari 15 gaun tersebut,” kata Ivan.

Selain mengelola ketiga label busana yang dimilikinya, saat ini Ivan juga disibukkan oleh berbagai acara televisi yang dibintanginya seperti Dangdut Academy, D’Terong Show, dan Tarung Dangdut. Sebelumnya, Ivan juga sempat membintangi beberapa judul film antara lain 5 Sehat 4 Sempurna dan Bad Wolves pada awal 2000-an.