Teror Kaum Parafilia

Yang masuk perilaku parafilia, diantaranya adalah transvestisme. Penyakit ini biasanya banyak diderita pria. Laki-laki heteroseksual merasakan mendapatkan rangsangan seksual, memperoleh kenikmatan seksual, dengan cara memakai busana wanita.

Teror Kaum Nekrofilia

Transvestism disini bukanlah sekedar memakai busana lawan jenis untuk kesenangan sementara. Sebab para pengidap itu merasa perlu untuk berganti busana untuk mendapatkan kepuasan emosional dan seksual sepenuhnya.

Ini beda dengan para peniru wanita atau drag queen (homoseksual -pria yang kadang-kadang berbusana wanita-), dimana keduanya juga memainkan peranan sosial, dan tidak sekedar mengekspresikan kebutuhan seksual.

Voyeurisme adalah memperoleh kepuasan seksual dengan menyaksikan orang bertelanjang, atau mengamati mereka ketika melakukan hubungan seksual tanpa sepengetahuan mereka. Voyeurs (dari bahasa Perancis yang artinya “melihat”) atau Si Tom Pengintip (Peeping Toms) biasanya adalah para pria bujangan berusia di antara 20-30-an tahun. Mereka biasanya memilih mengintip wanita asing dan mereka biasanya mendapatkan kepuasan tertinggi jika kegiatan itu mereka lakukan dengan resiko ketahuan yang tinggi pula. Banyak pengintip yang membatasi kegiatan seksual mereka sampai pada masturbasi sambil mengintip, atau sambil mengkhayalkan petualangan mengintip sebelumnya.

Teror Kaum Nekrofilia

Ekshibisionisme adalah perilaku kejiwaan tidak senonoh dengan memperlihatkan organ seksual secara tak terduga kepada orang asing dengan tujuan untuk memperoleh rangsangan dan gairah seksual. Juga dikenal sebagai “pameran tidak senonoh” dan “kilat”.

Parafilia ini ditemukan khususnya pada pria dan usia yang paling banyak terkena adalah 20-an tahun. Banyak kaum eksibisionis mengalami kesulitan ereksi dalam aktifitas seksual lainnya. Dan tampaknya didorong oleh hasrat tak terkendali yang menyebabkan mereka berperilaku impulsif.

Teror Kaum Nekrofilia

Pada beberapa kasus, tujuan utama eksibisionisme ini adalah untuk menimbulkan rasa terkejut dan takut pada korbannya. Tetapi tidak selalu untuk mendapatkan ereksi atau ejakulasi.

Mereka mendapatkan rangsangan dengan melihat reaksi wajah para korban. Sehingga secara umum disepakati bahwa para eksibisionis kecil kemungkinannya menyerang atau memperkosa para korban. Tetapi mereka juga bisa melakukannya jika merasa tidak puas dengan reaksi para korban.

Polisi menangkap kaum eksibisionis lebih banyak dibanding kategori penderita parafilia lainnya. Resiko tertangkap bisa menjadi unsur penting bagi si pelaku. Sebab itu memang untuk memperoleh rangsangan, sehingga menyebabkan banyak eksibisionis tertangkap, karena seringkali melakukannya di sudut jalan raya yang sama berulang-ulang.