Memasuki bulan Juni biasanya cuaca pun memasuki masa transisi ke musim kemarau. Di musim ini kegiatan outdoor, seperti berenang di kolam renang atau pantai sangatlah pas dilakukan sambil menikmati teriknya matahari.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan awal dan puncak musim kemarau pada tahun ini. BMKG memprediksi awal musim kemarau mulai berlangsung di sebagian wilayah Indonesia pada bulan April 2020 dengan puncaknya pada bulan Agustus 2020.
Pertanyaannya, apakah pandemi akan menggagalkan aktivitas musim panas yang sudah beberapa waktu ini kamu impikan? Jika kamu memahami risiko dan tahu cara mengatasinya, belum tentu!
Pertama, konsensus yang berkembang di antara para ahli medis dan epidemiologi adalah bahwa kemungkinan kita untuk terkena virus Corona di luar ruangan jauh lebih rendah daripada di dalam ruangan. Tapi bukan berarti risikonya jadi nol persen, ya.
Kedua, bagi mereka yang ingin menikmati kolam dan taman air selama masa new normal ini, maka pedomannya adalah sama dengan kegiatan di luar ruangan lainnya. Kamu harus berlatih menjaga jarak sosial, sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun, jangan lupa membersihkan permukaan yang sering dipegang (misalnya gagang pintu) menggunakan disinfektan atau tisu basah yang mengandung alkohol, dan memakai masker kain jika memungkinkan untuk memperkecil risiko terpapar virus Corona.
Namun, kolam dan taman air memang membuat kita ‘sulit’ untuk mengikuti pedoman tersebut, terutama dalam penggunaan masker kain. Selain itu, menjaga jarak sosial pun mungkin sulit juga dilakukan, khususnya di lingkungan yang ramai.
Menurut para ahli, bahayanya bukan di dalam air.
Tahukah kamu, ternyata klorin dan bromin yang ada di kolam air dapat membunuh virus, bahkan membuatnya berisiko lebih rendah dalam hal penyebaran virus lewat air di kolam renang.
Risiko tertular virus di kolam atau taman air sebenarnya lebih besar berasal dari orang-orang yang ada di sana.
Para ahli telah sepakat bahwa cara utama penyebaran virus Corona adalah dari orang ke orang apabila mereka menghirup tetesan yang dikeluarkan oleh orang yang terinfeksi melalui batuk, bersin, atau berbicara. Meskipun ada kemungkinan untuk tertular penyakit dari menyentuh permukaan yang memiliki virus aktif, menurut WHO, ini tidak dianggap sebagai cara utama penyebaran virus.
Jadi, kamu harus lebih waspada pada orang yang berdiri atau berenang di sebelah kamu ketimbang pada air kolam dan permukaan kursi panjang yang digunakan untuk rebahan. Ingat, kamu lebih berisiko terpapar di dalam ruangan, seperti di ruang ganti yang ramai atau kafe dalam ruangan.
Jadi, tetap waspada dengan menjaga kebersihan dan menjaga jarak aman sosial ya.